Minggu, 07 Juli 2013

UAS Komunikasi Politik

Nama             : Ruliana Yunita Sari
NIM               : 102022000009
Fakultas/Prodi : FISIP - IKOM Pagi


1.      Uraikan pemahaman saudara seputar komunikasi politik yang anda ketahui dikaitkan dengan peristiwa     pemilukada ataupun pemilu legislatif di Indonesia ? Dan jelaskan apakah yang dimaksudkan dengan komunikator politik, dan uraikan siapa saja komunikator tersebut ?

       Jawab :
       Politik akan berjalan dengan baik apabila komunikasi verbal dan nonverbal terjalin dengan baik pula. Komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Komunikasi politik yang dilakukan oleh seorang komunikator politik dapat dilakukan dalam bentuk komunikasi politik kampanye. Jadi, politisi ataupun kandidat calon legislatif, tentunya memerlukan dan menguasai suatu komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan politiknya dengan bahasa yang persuasif dan komunikatif.
      Komunikator politik adalah orang atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan politik yang biasanya berkaitan dengan kekuasaan pemerintah, kebijakan pemerintah, aturan pemerintah, kewenangan pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak baik itu verbal ataupun non verbal. Berikut contoh yang tergolong komunikator politik :

a.      Politikus (Pejabat Pemerintah).
         Orang yang memegang jabatan pemerintah, entah apakah mereka dipilih, ditunjuk atau pejabat karir.

b.      Aktivis.
       Komunikator politik utama yang bertindak sebagai saluran organisasional dan interpersonal. Aktivis cukup terlibat baik dalam politik dan semiprofesional dalam komunikasi politik. Mewakili tuntutan keanggotaan suatu organisasi, melaporkan keputusan dan kebijakan pemerintah kepada anggota suatu organisasi.
        

c.           Profesional.
          Orang-orang yang mencari nafkahnya dengan berkomunikasi, karena keahliannya berkomunikasi.
          Misalnya jurnalis, promotor, Public Relation, dll.
          


2.          Jelaskan menurut pendapat anda mengapa komunikasi politik memiliki peranan yang  penting dan signifikan dalam proses demokrasi di Indonesia ?

        Jawaban:
    Karena komunikasi politik yang dilakukan para pemimpin lembaga negara ikut menentukan dan berpengaruh terhadap proses demokrasi yang berjalan. Yang lebih mendasar adalah menjaga proses politik dan demokrasi dalam bingkai koridor konstitusi, maksudnya, demokrasi memberikan kebebasan dalam menyampaikan pendapat, tetapi harus tetap dilakukan dalam bingkai konstitusi. Yang mana itu dilakukan dengan berbagai aktivitas-aktivitas politik. Tanpa aktivitas politik yang memadai sulit untuk bisa membangun demokrasi. Sebab komunikasi politik dan demokrasi merupakan dua elemen yang saling melengkapi.


3.         Dalam prakteknya komunikasi politik lebih cenderung berkembang sebagai politik pencitraan oleh politikus. Menurut pendapat saudara  mengapa  kecenderungan tersebut menjadi fenomena yang menonjol dalam praktek komunikai politik di Indonesia, dan apa dampak dari fenomena tersebut terhadap sistem politik di Indonesia ?

            Jawaban :
          Karena pencitraan dalam sebuah permainan politik sangat urgen menentukan sebuah kemenangan, karena kalau seorang politisi gagal dalam bermain pencitraan, berarti sesungguhnya dia sedang mengalami kehancuran dari sudut pandang perpolitikan, untuk itulah seorang politisi dituntut berupaya sebaik mungkin, agar mampu membuat sebuah pencitraan di tengah-tengah realita kehidupan masyarakat secara universal.
   Oleh karena itu, komunikasi politik dalam hal untuk membangun suatu citra positif oleh politikus kepada masyarakat dianggap kurang terlalu urgen, apalagi jika pada saat menjelang adanya PILKADA.
   Dengan menciptakan pencitraan dalam ranah realita kehidupan perpolitikan diharapkan mampu mendongkrak akseptabilitas, kapabilitas, kompetensi, loyalitas, dan elektabilitas, untuk mewujudkan kemenangan dalam permainan di sebuah panggung politik.
    

4.         Komunikasi politik dapat dilakukan dari berbagai perspektif, seperti perspektif  propoganda, agitasi, periklanan dan retorika. Jelaskan keempat perspektif tersebut, dan menurut pendapat anda perspektif manakah yang  dianggap paling efektif dalam kegiatan komunikasi politik ?

         Jawaban :

·      Propaganda adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi pendapat dan kelakuan  sejumlah khalayak. Propaganda adalah komunikasi yang “digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis dan digabungkan di dalam suatu organisasi”.  Propaganda politik adalah usaha pemerintah untuk mencapai tujuan strategis dan taktis.

·      Agitasi adalah upaya secara koersif agar orang-orang bersedia memberikan pengorbanan yang besar bagi tujuan yang langsung, mengorbankan jiwa mereka dalam usaha mewujudkan cita-cita.

·      Periklanan adalah komunikasi politik yng dilakukan dari arah  satu ke banyak. Berbeda dengan propaganda yang ditujukan pada orang-orang sebagai anggota kelompok, periklanan mendekati khalayak sebagai individu-individu tunggal, independen, terpisah dari kelompok yang menjadi identifikasinya dalam masyarakat.

·         Retorika adalah bentuk persuasi yang menonjolkan komunikasi dua arah, dialektika, negosiasi dan drama.

Menurut saya, kegiatan komunikasi politik yang efektif adalah dengan periklanan. Karena dengan iklan, kita bisa menaruh unsur retorika, dan propaganda sekaligus pada narasi iklan dan juga pada visual iklan. Iklan juga bisa menjangkau dan ditonton semua lapisan masyarakat. Apalagi perkembangan iklan yang dipadukan dengan konsep yang menarik dan unik, baik cetak maupun eletronik, tentunya mampu menarik minat dan mampu mempersuasi masyarakat.

5.         Akhir-akhir ini pemerintah sangat gencar melakukan sosialisasi kebijakan politik tentang kenaikan BBM, baik melalui media massa maupun media elektronik. Lakukanlah analisis singkat terhadap kontent dari sosialisasi kebijakan politik tersebut dipandang dari  teori komunikasi politik ?

            Jawaban :
      Sebelum akhirnya menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, pemerintah gencar melakukan sosialisasi melalui media massa tentang fungsi dan tujuan kebijakan kenaikan harga BBM.
                 Namun sayangnya narasi yang ada pada iklan belum memberi suatu pencerahan yang baik bagi masyarakat, terutama masyarakat yang kalangan menengah ke bawah. Karena narasi yang terlalu meninggikan keurgenan kenaikan harga BBM. Sedangkan dampak kenaikan BBM untuk masyarakat kecil pun juga besar. Dan aliran dana subsidi BBM yang katanya untuk rakyat kecil pun seperti tidak real dengan kondisi yang ada.

Selasa, 22 Januari 2013

Metode Penelitian Kualitatif





Dosen Pengampu : Drs. Hadi Ismanto, M. Si. 
Ruliana Yunita Sari
102022000009
FISIP - Manajemen Komunikasi
PAGI

1.    Uraikan secara jelas dan singkat perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif, apabila dilihat dari :
Dilihat dari
Kualitatif
Kuantitatif
Paradigma Penelitian
Paradigma postpositivisme, yakni memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik atau utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif.
Paradigma positivistik, yakni ialah memandang realitas atau fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkret, teramati, terukur, hubungan gejala bersifat sebab akibat.
Permasalahan Penelitian
Masalah yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang, kompleks, dan dinamis. Masalah penelitiannya masih bersifat sementara, tentatif, dan akan mungkin berkembang. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.
Masalah penelitian jelas, spesifik, tidak berubah-ubah. Asumsinya bahwa gejala pada suatu objek itu sifatnya tunggal. Karena luasnya masalah, maka dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam 1 variabel atau lebih.
Desain Penelitian
Tidak terstruktur.
Ditentukan, terstruktur.
Hipotesa Penelitian
Menghasilkan data yang mungkin bisa untuk menyusun hipotesa. Boleh ada atau tidak ada hipotesa.
Menguji hipotesis atau memecahkan masalah atas dasar deduksi teori yang disusun sejak awal.
Proses Penelitian
Bersifat sirkuler.
·      Topik umum
·      Pertanyaan umum
·      Informasi yang diperlukan
·      Metode pengumpulan data
·      Memasuki lapangan


 


Bersifat linier.
  • Topik
  • Hipotesis
  • Data yang Diperlukan
  • Memilih metode penelitian
  • Menentukan populasi, sampel, oprasional variabel
  • Pengumpulan data
  • Analisis data
  • Kesimpulan
· 
Prosedur pengambilan sampel
Prosedur penelitian purposif, kecil, dan tidak acak, didasarkan pada pencapaian kualitas informasi.
Prosedur penelitian representatif, besar, acak, dan diperoleh dari rumus.
Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai pengumpul data adalah peneliti itu sendiri, selain itu alat yang diperlukan ialah tape recorder, komputer.
Kuisioner, skala, indeks, skor tes
Pengumpulan Data
Bukan manusia, tapi skala, tes, kuisioner, survei, komputer.
Peneliti sebagai instrumen inti, interview, wawancara mendalam, observasi.
Analisis Data
Analisis data deskriptif, bisa menggunakan analisis framing, analisis wacana, analisis isi, analisis resepsi, analisis retoris, semiotika, dsb. Terdapat 3 jalur analisis data dalam penelitian kualitatif, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992). Modus analisisnya induktif
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data dengan regresi linier, regresi ganda, korelasi product moment, rank spearman, dsb. Modus analisisnya deduktif oleh metode statistik.

2.  Selama proses penelitian kualitatif, seorang peneliti harus mampu mengembangkan perspektif emic dan perspektif etic. Jelaskan apa yang dimaksud perspektif emic dan perspektif etic tersebut?
Ø  Perspektif emic artinya memperoleh data bukan “sebagaimana harusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti. Tetapi, berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh partisipan atau sumber data.
Ø  Perspektif etic adalah pandangan peneliti berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti.

3.   Salah satu kelemahan dalam penelitian kualitatif ialah seringkali terjadinya bias hasil penelitian. Uraikan dengan singkat dan jelas :
a.      Apa yang menjadi penyebab terjadinya bias hasil penelitian?
Seperti yang telah diketahui, bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen utama penelitian, sehingga kerap menimbulkan bias atau subjektivitas pada hasil penelitiannya. Bahasanya pun menggunakan bahasa yang personal.

b.      Bagaimanakah seorang peneliti meminimalisir bias hasil penelitian?
Untuk meminimalisir bias hasil penelitian, bisa dengan menggunakan metode triangulasi, yakni sebagai cara untuk meningkatkan pengukuran validitas dan memperkuat kredibilitas temuan penelitian dengan cara membandingkan dengan berbagai pendekatan yang berbeda. Menurut Norman K. Denkin, triangulasi meliputi 4 hal, yakni triangulasi metode (membadingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Bisa dengan cara wawancara mendalam atau terstruktur); triangulasi antarpeneliti (jika penelitian dilakukan dengan kelompok, dan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data); triangulasi sumber data (menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan  pribadi dan gambar atau foto); triangulasi teori (Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statement.  Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang televan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan).

c.  Langkah / prosedur apa yang lazim dipergunakan peneliti untuk melakukan uji validitas data dalam penelitian kualitatif?
Dalam penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kebenaran realitas data menurt tidak bersifat tunggal, tetapi jamak.
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas (validitas internal), transferability/keteralihan (validitas eksternal), dependability (reabilitas), confirmability (dapat dikonfirmasi) (objektivitas).

4.  Ragam pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas pemaknaan (meaning) yang menjadi tujuan penelitian dan wilayah kajiannya. Uraikan dengan jelas pelbagai ragam pendekatan di bawah ini :
a.      Interpretatif.
Adalah cara memahami makna sesuatu. Pendekatan interpretatif berawal dari upaya mencari penjelasan mengenai peristiwa-peristiwa sosial atau budaya yang didasarkan pada perspektif dan pengalaman orang yang diteliti. Umumnya pendekatan interpretatif adalah suatu sistem sosial yang memaknai perilaku secara detail dengan langsung mengobservasi.

b.      Naturalistik.
Adalah jenis penelitian kualitatif yang berupaya memahami peristiwa atau gejala yang terjadi secara alami dalam konteks yang juga alami dengan melakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu tanpa sedikitpun mengubahnya. Tujuan utamanya ialah untuk mengamati dan memahami perilaku seseorang atau kelompok orang dalam situasi tertentu.

c.      Interaksionisme simbolik.
Adalah berorientasi pada diri atau pribadi (personality). Herbert Blumer, salah seorang penganut pemikiran Mead menjabarkan pemikiran Mead bahwa pokok pikiran interaksionisme simbolik ada tiga, yang pertama ialah bahwa manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning) yang dipunyai sesuatu tersebut baginya. Blumer kemudian mengemukakan bahwa makna yang dipunyai sesuatu tersebut berasal atau muncul dari interaksi sosial antara seseorang dengan sesamanya. Pokok ketiga dari pemikiran Blumer ialah bahwa makna diperlakukan atau diubah melalui suatu proses penafsiran, yang digunakan orang dalam menghadapi sesuatu yang dijumpainya dengan maksud bahwa makna yang muncul dari interaksi tersebut tidak begitu saja diterima oleh seseorang melainkan ditafsirkan dahulu.

d.      Etnometodologik.
Adalah pendekatan yang berfokus bukan satuan Linguistik semata-mata melainkan juga pada penggunaan bahasa, pada kaidah tutur: cara seorang penutur mengaitkan tuturnya dengan suasana, bentuk pesan dengan latar dan aktivitas tertentu. Cara kerja seperti ini biasa disebut “ethnography of speaking”.

e.      Grounded research.
Adalah bermaksud “membangun teori berdasarkan data”. Prinsip pendekatan ini adalah pergi ke tengah masyarakat, mengumpulkan data empiris sebanyak mungkin, dan kemudian memanfaatkan data tersebut untuk membangun suatu teori sosial. Teori yang dihasilkan dengan cara demikian disebut teori grounded, dalam arti didasarkan pada realitas empiris kehidupan sosial, bukan hasil deduksi atau spekulasi logis. (Glaser dan Strauss, 1985).

UAS Komunikasi Politik

Nama             : Ruliana Yunita Sari NIM               : 102022000009 Fakultas/Prodi : FISIP - IKOM Pagi 1.        Uraikan pemahama...