Dosen Pengampu : Drs. Hadi Ismanto, M. Si.
Ruliana Yunita Sari
102022000009
FISIP - Manajemen Komunikasi
PAGI
Ruliana Yunita Sari
102022000009
FISIP - Manajemen Komunikasi
PAGI
2. Selama
proses penelitian kualitatif, seorang peneliti harus mampu mengembangkan
perspektif emic dan perspektif etic. Jelaskan apa yang dimaksud
perspektif emic dan perspektif etic tersebut?
Ø
Perspektif
emic artinya memperoleh data bukan
“sebagaimana harusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti.
Tetapi, berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami,
dirasakan, dan dipikirkan oleh partisipan atau sumber data.
Ø
Perspektif
etic adalah pandangan peneliti
berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti.
3. Salah
satu kelemahan dalam penelitian kualitatif ialah seringkali terjadinya bias
hasil penelitian. Uraikan dengan singkat dan jelas :
a.
Apa
yang menjadi penyebab terjadinya bias hasil penelitian?
Seperti
yang telah diketahui, bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah
instrumen utama penelitian, sehingga kerap menimbulkan bias atau subjektivitas
pada hasil penelitiannya. Bahasanya pun menggunakan bahasa yang personal.
b.
Bagaimanakah
seorang peneliti meminimalisir bias hasil penelitian?
Untuk
meminimalisir bias hasil penelitian, bisa dengan menggunakan metode
triangulasi, yakni sebagai cara untuk meningkatkan pengukuran validitas dan
memperkuat kredibilitas temuan penelitian dengan cara membandingkan dengan
berbagai pendekatan yang berbeda. Menurut Norman K. Denkin, triangulasi
meliputi 4 hal, yakni triangulasi metode (membadingkan informasi atau data
dengan cara yang berbeda. Bisa dengan cara wawancara mendalam atau terstruktur);
triangulasi antarpeneliti (jika penelitian dilakukan dengan kelompok, dan dengan
cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data);
triangulasi sumber data (menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai
metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan
observasi, dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan
atau tulisan pribadi dan gambar atau foto); triangulasi teori (Hasil
akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statement.
Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang
televan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan
yang dihasilkan).
c. Langkah
/ prosedur apa yang lazim dipergunakan peneliti untuk melakukan uji validitas
data dalam penelitian kualitatif?
Dalam
penelitian kualitatif, data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan
antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek
yang diteliti. Kebenaran realitas data menurt tidak bersifat tunggal, tetapi
jamak.
Uji
keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas (validitas
internal), transferability/keteralihan (validitas eksternal), dependability
(reabilitas), confirmability (dapat dikonfirmasi) (objektivitas).
4. Ragam
pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas pemaknaan (meaning) yang
menjadi tujuan penelitian dan wilayah kajiannya. Uraikan dengan jelas pelbagai
ragam pendekatan di bawah ini :
a.
Interpretatif.
Adalah
cara memahami makna sesuatu. Pendekatan interpretatif berawal dari upaya
mencari penjelasan mengenai peristiwa-peristiwa sosial atau budaya yang
didasarkan pada perspektif dan pengalaman orang yang diteliti. Umumnya
pendekatan interpretatif adalah suatu sistem sosial yang memaknai perilaku
secara detail dengan langsung mengobservasi.
b.
Naturalistik.
Adalah
jenis penelitian kualitatif yang berupaya memahami peristiwa
atau gejala yang terjadi secara alami dalam konteks yang juga alami dengan
melakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu tanpa sedikitpun
mengubahnya. Tujuan utamanya ialah untuk mengamati dan memahami perilaku
seseorang atau kelompok orang dalam situasi tertentu.
c.
Interaksionisme
simbolik.
Adalah berorientasi pada diri atau pribadi (personality). Herbert
Blumer, salah seorang penganut pemikiran Mead menjabarkan pemikiran Mead bahwa
pokok pikiran interaksionisme simbolik ada tiga, yang pertama ialah bahwa
manusia bertindak (act)
terhadap sesuatu (thing)
atas dasar makna (meaning)
yang dipunyai sesuatu tersebut baginya. Blumer kemudian mengemukakan bahwa
makna yang dipunyai sesuatu tersebut berasal atau muncul dari interaksi sosial
antara seseorang dengan sesamanya. Pokok ketiga dari pemikiran Blumer ialah
bahwa makna diperlakukan atau diubah melalui suatu proses penafsiran, yang
digunakan orang dalam menghadapi sesuatu yang dijumpainya dengan maksud bahwa
makna yang muncul dari interaksi tersebut tidak begitu saja diterima oleh
seseorang melainkan ditafsirkan dahulu.
d.
Etnometodologik.
Adalah
pendekatan yang berfokus bukan satuan Linguistik semata-mata melainkan juga
pada penggunaan bahasa, pada kaidah tutur: cara seorang penutur mengaitkan
tuturnya dengan suasana, bentuk pesan dengan latar dan aktivitas tertentu. Cara
kerja seperti ini biasa disebut “ethnography of speaking”.
e.
Grounded
research.
Adalah
bermaksud “membangun teori berdasarkan data”. Prinsip pendekatan ini adalah
pergi ke tengah masyarakat, mengumpulkan data empiris sebanyak mungkin, dan
kemudian memanfaatkan data tersebut untuk membangun suatu teori sosial. Teori
yang dihasilkan dengan cara demikian disebut teori grounded, dalam arti didasarkan pada realitas empiris kehidupan
sosial, bukan hasil deduksi atau spekulasi logis. (Glaser dan Strauss, 1985).